Banyuwangi, Aktualrakyat.com – Program Rawat Daerah Aliran sungai kembali kick off di awal bulan maret tahun 2024. Bertempat di Wisata Pemandian Jopuro, Desa Kampunganyar, kecamatan Glagah semua unsur dilibatkan untuk mensukseskan kegiatan Sekardadu tersebut, Rabu (6/5/2023).
Program Sekardadu pertama kali dilaunchingkan tahun 2022 yang diiniasi oleh Dinas Pengairan di Dam Tengoro, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Bahkan, terobosan program dari DPU Pengairan ini berhasil mendapatkan apresiasi dari Pemprov Jatim. Tak hanya itu, program ini juga masuk nominator TOP 30 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jawa Timur tahun 2023.
Dipilihnya Jopuro sebagai lokasi kick off program Sekardadu tahun 2024 ini dinilai tepat, karena bisa dijadikan model percontohan untuk daerah lain yakni wisata yang berbasis Edu- ekowisata (Pariwisata yang berwawasan lingkungan).
Dalam kesempatan itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, S.IP,. M.IP mengingatkan pentingnya merawat dan menjaga Daerah Aliran sungai dilingkungan sekitar. Sebab, program ini bisa dijadikan wadah edukasi dan mendongkrak perekonomian serta taraf sosial masyarakat.
“Tujuan dari program ini masih sama, menjaga dan merawat kebersihan sungai, mulai daerah tangkapan air mulai hulu hingga hilir,” terang Bupati Ipuk.
Diketahui, program ini juga melibatkan lintas sektoral, termasuk sekolah dan kampus untuk bersama-sama merawat kebersihan sungai yang ada di sekitar lingkungannya.
“Kalau dua tahun lalu ke dam, sekarang ke tempat wisata. Bagaimana program Sekardadu ini harus berpikir holistik integratif. Jadi satu kegiatan tapi manfaatnya banyak,” jlentrehnya.
Selama ini, Sekardadu melibatkan pelajar mulai tingkat SD hingga mahasiswa. Kedepan, Bupati Ipuk meminta kepada DPU Pengairan untuk menggandeng siswa PAUD atau TK supaya berjalan lebih maksimal dan masif.
“Pendidikan usia dini saya rasa harus sudah dilibatkan. Karena menjaga ekosistem sungai juga harus dimulai sejak dini,” pintanya.
Senada, Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Dr. Ir. Guntur Priambodo, M.M,. menjelaskan, program sekardadu telah memberikan dampak positif untuk sektor lingkungan, terutama kebersihan di kawasan sungai.
“Ada pergeseran paradigma tapi belum masif. Karena masih ada masyarakat kita yang abai terhadap keberlangsungan lingkungan termasuk di sungai,” ucap pria yang hobi bersepedah itu.
Guntur menambahkan program Sekardadu merupakan innovation sustainable atau inovasi peradaban. Sebab, merubah pola pikir masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai diperlukan waktu jangka panjang.
“Ini (Sekardadu) jangka panjang, tidak bisa dilihat satu dua tahun. Jadi merubah mindset paradigma tidak bisa dalam waktu singkat,” tukas Guntur.
Oleh karena itu, kedepan Dinas PU Pengairan Banyuwangi akan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan yang melibatkan siswa PAUD dalam program Sekardadu ini.
“Karena mindset secara dini ini sangat penting. Itu akan tertanam seterusnya. Akan terbawa secara naluriah sampai dewasa. Nanti merekalah yang akan mengedukasi lingkungan di sekitarnya,” jelasnya.
Acara Sekardadu di wisata Jopuro ini juga melakukan penanaman sejumlah bibit pohon di sekitar destinasi dan pelepasan ribuan benih ikan di aliran sumber mata air. (*)