Memasuki Musim Penghujan, Dispertan Banyuwangi Himbau Petani Percepat Masa Tanam

Banyuwangi, Aktualrakyat.com – Air Hujan telah mengguyur sejumlah wilayah kabupaten Banyuwangi. Melihat hal itu, Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Banyuwangi mendorong para petani untuk mempercepat serta memperluas penanaman benih tanaman pangan.

Saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi melalui Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda S.P., menjelaskan kedatangan musim penghujan ini menjadi momen yang tepat bagi petani untuk proses penanaman benih utamanya tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai.

“Di musim hujan ini prioritas kita untuk memperbanyak luas tambah tanam tanaman padi, karena kemarin kan musim hujan ini baru ada di bulan Januari sampai bulan maret sehingga yang semula petani paling banyak tanaman padinya itu di bulan Desember,” jelas pria yang gemar membaca itu.

Bahkan lanjut Ilham, berkah musim hujan ini bisa dimanfaatkan petani untuk menanam benih tanaman ditempat yang minim air seperti di tanah tegalan atau non sawah. Jadi, tanaman baru bisa tanam dan tumbuh maksimal ketika musim hujan.

Menurut Ilham, hal itu dinilai penting untuk peningkatan produktivitas pangan terutama padi. Seperti yang diketahui, terjadinya lonjakan harga beras di tanah air termasuk di Banyuwangi sendiri salah satu faktornya adalah mundurnya musim tanam sehingga mengakibatkan produksi pangan menurun.

Oleh karenanya, Dispertan Banyuwangi menghimbau petani agar menggunakan benih varietas unggul yang umurnya pendek serta menggunakan pupuk alternatif. Disamping petani menggunakan pupuk majemuk (bersubsidi) yang dikombinasikan dengan pupuk organik.

“Nah, kita di beberapa lokasi sudah hampir disetiap kecamatan mengembangkan inovasi Rumah Pelayanan Pupuk Alternatif (RUPA) itu sebagai inovasi yang dikerjakan, mengingat pupuk bersubsidi inikan semakin dibatasi,” terangnya.

Akhirnya, melalui Inovasi yang dikembangkan Dispertan tersebut, petani-petani yang sukses mampu menerapkan pupuk alternatif, pupuk organik, pupuk organik cair, mikroorganisme lokal dan seterusnya bisa menjadi role model sehingga bisa menularkan kepada petani lainnya yang masih ragu dan takut untuk menggunakan pupuk organik.

“Ini yang kapasitasnya sudah meningkat bisa terdiseminasikan (menyebar) kepada petani-petani lainnya,” kata pria yang menjadi suksesor Pemkab Banyuwangi meraih penghargaan peduli ketahanan pangan 2023 itu.

Menurutnya, efektifitas kombinasi kedua pupuk itupun sudah terbukti, dari hasil kajian Dispertan bersama perguruan tinggi Universitas Negeri Jember dan Universitas Padjadjaran. Ternyata, kandungan tanah di Banyuwangi itu bahan organiknya dibawah 5 persen, padahal tanah itu disebut subur ketika kandungan bahan organiknya itu 5 persen.

Kenapa saat ini dibutuhkan pupuk kimia banyak, karena kesuburan tanah saat ini sudah menurun sehingga membuat kandungan bahan organiknya menjadi dibawah lima persen. Selain itu, kebiasaan Petani menggunakan pupuk kimia melebihi dosis, membuat kandungan tanah organik semakin menurun.

“Mestinya harus dikombinasikan dengan pupuk organik agar tanah menjadi subur dan tanaman bisa tumbuh dengan maksimal,” bebernya.

Perlu diketahui, kandungan pupuk organik yang terkandung didalamnya ini dapat membantu menyuburkan tanah sehingga dengan ditambahkan sedikit pupuk kimia saja bisa membuat tanah menjadi lebih subur.

“Itulah yang kita sosialisasikan terus kepada petani melalui Inovasi Rumah Pelayanan Pupuk Alternatif ( RUPA ),” tutup Ilham mengakhiri wawancara.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Related Posts