Politik Santun dan Kinerja yang Maksimal Dibalik Keanggunan Bupati Ipuk Fiestiandani

Banyuwangi, Aktualrakyat.com– Dibalik keanggunan paras sosok Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, menurut sudut pandang penulis sangat berbanding lurus dengan etika atau attitude nya. Politik santun dan kinerja yang maksimal yang ia kedepankan tanpa harus memikirkan dan membuang waktu lawan politiknya mengkritik tanpa solusi dan bahkan menyerang persoalan pribadinya.

Ipuk Fiestiandani tidak pernah melemahkan dan meremehkan politisi lain apalagi menyentuh persoalan pribadi kandidat lain. Melalui jajarannya di masing – masing Satuan Kerja ( Satker ) banyak program yang langsung menyentuh masyarakat seperti pemberdayaan masyarakat di Dinas PU Pengairan dan satker lain.

Bahkan nampak sangat anggun, ramah, santun terhadap semua kandidat calon Bupati dan calon wakil Bupati yang diundang oleh Partai Kebangkitan Bangsa dimana acara tersebut nampak Sumail Abdullah, Ali Ruchi, H. Sugirah, Gus Makki dan beberapa kandidat lain.

Era Ipuk Fiestiandani yang tidak jangkap 5 tahun tersebut, banyak peningkatan di beberapa sektor utamanya persoalan UMKM dan ekonomi. Terbukti bahwa Ipuk Fiestiandani ini sosok Bupati yang memiliki jiwa leadership baik, beliau bisa fleksibel jika bicara tentang wong cilik atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip partai nya yaitu PDI Perjuangan yang merupakan partainya wong cilik dan sering hadir ditengah persoalan wong cilik untuk memberikan solusi.

Saran penulis, pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui masing – masing satker agar memiliki data yang akurat dan terbaru setiap tahunnya agar bantuan dan program Bupati lebih maksimal tepat sasaran. Contoh, data tentang pelaku UMKM, data masyarakat miskin atau tidak mampu. Kinerja Badan Pusat Statistik ( BPS ) Banyuwangi harus lebih kongrit dan terbaru.

Hemat penulis, tak ada salahnya jika masyarakat Banyuwangi kembali memberi kesempatan dengan cara mendukung sepenuhnya Ipuk Fiestiandani sebagai Bupati Banyuwangi kembali. Jangan fokus kepada suami Ipuk yaitu Abdullah Azwar Anas, fokuslah pada Ipuk Fiestiandani. Banyuwangi sudah move on dari bapak Anas, dan bapak Anas tidak akan ikut terlibat dalam kinerja Ipuk. Jika sebagai penasehat itu sah – sah saja, namanya juga suami dan Ipuk adalah isteri yang baik yang taat pada suami, jadi harus dibedakan.

Veri Kurniawan S.ST.,S.H ( Forum Analisis Kebijakan dan Pembangunan Daerah/ FOSKAPDA)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Related Posts